Saturday 12 August 2023

Saturday, August 12, 2023 - No comments

PENGANTAR TESTING DAN KUALITAS


 1.1. Definisi Testing:

Testing adalah proses sistematis yang dilakukan pada suatu produk atau sistem untuk mengidentifikasi kesalahan, memverifikasi bahwa produk berfungsi sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, dan memastikan bahwa kualitas produk sesuai dengan harapan.

Contoh pengaplikasian definisi testing yang telah Anda berikan dapat diilustrasikan dalam konteks pengembangan perangkat lunak:

Misalnya, sebuah tim pengembangan perangkat lunak sedang bekerja untuk mengembangkan sebuah aplikasi e-commerce. Proses testing dalam pengembangan aplikasi tersebut akan melibatkan langkah-langkah berikut:

  • Unit Testing:
Pengembang akan menguji setiap komponen atau unit kode secara terisolasi untuk memastikan bahwa setiap bagian bekerja sesuai dengan spesifikasi. Contoh, pengujian fungsi pemesanan produk di aplikasi.
  • Integration Testing:
Setelah komponen-komponen diuji secara individual, pengujian akan dilakukan pada bagian-bagian yang telah digabungkan untuk memastikan interoperabilitas dan ketergantungan antar komponen berjalan lancar.
  • Functional Testing:
Pengujian dilakukan untuk memverifikasi bahwa setiap fitur dan fungsi aplikasi bekerja sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Misalnya, menguji proses pendaftaran pengguna, pencarian produk, dan checkout.
  • Performance Testing:
Menguji kinerja aplikasi dalam situasi yang berbeda, seperti beban tinggi atau lalu lintas besar, untuk memastikan bahwa aplikasi mampu menghadapi situasi dunia nyata.
  • Security Testing:
Memeriksa aplikasi terhadap potensi ancaman keamanan seperti peretasan atau perusakan data. Ini bisa melibatkan pengujian penetrasi atau pemeriksaan kelemahan.
  • Usability Testing:
Melibatkan pengguna nyata untuk mengevaluasi sejauh mana aplikasi mudah digunakan, intuitif, dan memenuhi kebutuhan pengguna.
  • Regression Testing:
Dilakukan setiap kali perubahan dilakukan pada kode untuk memastikan bahwa perubahan tersebut tidak mempengaruhi fungsi-fungsi yang telah ada sebelumnya.
  • User Acceptance Testing (UAT):
    1. Melibatkan pengguna akhir dalam menguji aplikasi untuk memastikan bahwa aplikasi memenuhi harapan dan kebutuhan mereka.

Melalui langkah-langkah tersebut, tim pengembangan dapat mengidentifikasi masalah, memperbaikinya, dan memastikan bahwa aplikasi e-commerce berfungsi sesuai dengan harapan dan spesifikasi yang ditetapkan. Ini pada gilirannya akan meningkatkan kualitas produk dan pengalaman pengguna.

1.2.    Definisi Kualitas:
Kualitas mengacu pada tingkat keunggulan atau kecukupan suatu produk, layanan, atau sistem dalam memenuhi harapan, kebutuhan, atau persyaratan pengguna. Kualitas tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga aspek fungsional, performa, kehandalan, dan kepuasan pengguna.


Contoh pengaplikasian definisi kualitas dijelaskan dengan situasi berikut:

Bayangkan sebuah perusahaan yang mengembangkan aplikasi pengelolaan tugas untuk produktivitas tim. Definisi kualitas dapat diterapkan dalam konteks ini:

  • Tingkat Keunggulan atau Kecukupan:
Aplikasi pengelolaan tugas harus memiliki fitur dan fungsionalitas yang mencakup semua aspek yang diperlukan untuk membantu tim dalam mengatur tugas, mengelola proyek, dan berkomunikasi. Ini termasuk fitur seperti penjadwalan, pengingat, pembagian tugas, dan pelacakan kemajuan.
  • Memenuhi Harapan dan Kebutuhan Pengguna:
Aplikasi tersebut harus sesuai dengan harapan dan kebutuhan pengguna. Jika tim membutuhkan kemampuan untuk berbagi tugas dan melacak status proyek, aplikasi harus menyediakan fitur-fitur ini dengan jelas dan mudah digunakan.
  • Aspek Teknis:
Kualitas teknis dari aplikasi mencakup faktor seperti kecepatan respons, stabilitas, dan keamanan. Aplikasi harus dapat berjalan dengan lancar tanpa mengalami crash atau penundaan yang berlebihan.
  • Aspek Fungsional:
Aplikasi harus berfungsi sesuai dengan apa yang dijanjikan dan diiklankan. Semua fitur yang diumumkan harus berjalan dengan baik tanpa bug atau kesalahan.
  • Performa:
Aplikasi harus mampu menangani beban pengguna yang beragam tanpa mengalami penurunan kinerja yang signifikan. Misalnya, jika banyak pengguna yang mengakses aplikasi pada saat yang bersamaan, aplikasi tetap harus berjalan dengan lancar.
  • Kehandalan:
Aplikasi harus dapat diandalkan dan tetap berfungsi bahkan dalam situasi darurat atau gangguan jaringan. Pengguna harus dapat mempercayai bahwa aplikasi akan tetap tersedia dan berfungsi saat mereka membutuhkannya.
  • Kepuasan Pengguna:
Pada akhirnya, kualitas dapat diukur dari seberapa puas pengguna dengan aplikasi. Jika aplikasi membantu mereka mencapai tujuan, mudah digunakan, dan tidak menimbulkan frustrasi, pengguna akan merasa puas dengan kualitasnya.

Melalui penerapan aspek-aspek kualitas ini, perusahaan dapat memastikan bahwa aplikasi pengelolaan tugas yang dikembangkan memenuhi standar kualitas yang tinggi dan memberikan nilai tambah kepada pengguna.

1.3.    Hubungan Testing & Kualitas:
Testing berperan penting dalam mencapai kualitas yang diinginkan dalam produk atau sistem. Dengan mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan serta memastikan bahwa produk berfungsi sesuai spesifikasi, proses testing membantu meningkatkan kualitas produk secara keseluruhan.

Contoh konkret tentang hubungan antara testing dan kualitas dapat diilustrasikan dalam skenario pengembangan perangkat lunak:

Bayangkan sebuah perusahaan yang mengembangkan aplikasi perbankan daring untuk mengelola transaksi keuangan. Berikut adalah contoh hubungan antara testing dan kualitas dalam konteks ini:

  • Identifikasi Kesalahan:
Saat tim pengembangan merancang dan mengembangkan aplikasi, mungkin terdapat kesalahan atau bug yang tidak terdeteksi. Proses testing akan membantu mengidentifikasi masalah ini dengan menjalankan berbagai skenario uji, seperti melakukan transaksi, mengisi formulir, dan menjelajahi berbagai fitur aplikasi.
  • Memastikan Fungsionalitas:
Testing memastikan bahwa semua fitur dan fungsi aplikasi bekerja sesuai dengan spesifikasi. Misalnya, jika pengguna dapat melakukan transfer dana antar akun, proses testing akan memverifikasi bahwa fitur tersebut berfungsi dengan benar dan memindahkan dana sesuai dengan yang diharapkan.
  • Mengurangi Risiko Kegagalan:
Dengan mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan sebelum produk dirilis, risiko terjadinya kegagalan atau masalah serius saat aplikasi digunakan oleh pengguna akhir dapat dikurangi.
  • Meningkatkan Kualitas Produk:
Dengan mengeliminasi atau memperbaiki masalah yang ditemukan selama proses testing, kualitas aplikasi akan meningkat. Aplikasi yang memiliki sedikit kesalahan atau bug cenderung memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pengguna.
  • Optimisasi Performa:
Testing juga membantu dalam mengidentifikasi potensi masalah kinerja, seperti lambatnya respon atau memori yang terlalu banyak digunakan. Dengan menguji aplikasi dengan beban yang beragam, tim pengembangan dapat melakukan optimisasi untuk memastikan aplikasi berjalan dengan baik.
  • Kepuasan Pengguna:
Aplikasi yang menjalani proses testing yang cermat lebih cenderung memenuhi harapan dan kebutuhan pengguna. Ini mengarah pada kepuasan pengguna yang lebih tinggi dan citra positif bagi perusahaan.
  • Peningkatan Reputasi:
Produk yang memiliki reputasi baik untuk kualitasnya cenderung mendapatkan kepercayaan dari pengguna dan meraih reputasi yang lebih baik di pasar.

Melalui contoh di atas, dapat dilihat bagaimana proses testing memiliki dampak langsung pada kualitas produk, membantu mengidentifikasi, memperbaiki, dan mencegah masalah yang dapat mempengaruhi pengalaman pengguna dan citra perusahaan.

1.4. Faktor-Faktor Kualitas Secara Umum:
Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas suatu produk atau sistem meliputi:

  • Kinerja: Sejauh mana produk atau sistem dapat melakukan tugasnya dengan efisiensi.
  • Keandalan: Kemampuan produk untuk berfungsi tanpa gangguan atau kegagalan.
  • Keamanan: Perlindungan terhadap ancaman dan risiko keamanan.
  • Kemudahan Penggunaan: Sejauh mana produk mudah dipahami dan digunakan oleh pengguna.
  • Efektivitas: Sejauh mana produk mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan.
  • Ketersediaan: Ketersediaan produk atau sistem untuk digunakan saat diperlukan.
  • Skalabilitas: Kemampuan produk untuk tumbuh dan beradaptasi dengan meningkatnya kebutuhan.
  • Kelenturan: Kemampuan produk untuk diubah atau dikonfigurasi sesuai kebutuhan.

1.5. Pentingnya Kualitas Software bagi Organisasi:
Kualitas software memiliki dampak signifikan pada kesuksesan organisasi. Kualitas yang baik dapat membawa manfaat seperti:

  • Meningkatkan kepuasan pengguna dan kepercayaan pelanggan.
  • Mengurangi biaya jangka panjang karena kurangnya kesalahan dan gangguan.
  • Meningkatkan produktivitas dan efisiensi organisasi.
  • Meningkatkan reputasi organisasi di pasar.
  • Mengurangi risiko hukum atau perangkat lunak yang tidak mematuhi peraturan.
  • Memungkinkan inovasi lebih lanjut dengan fondasi yang kuat.

Dalam konteks perangkat lunak, testing adalah alat utama untuk mencapai kualitas yang diinginkan dan memastikan bahwa produk software memenuhi standar yang diperlukan untuk memenuhi harapan pengguna dan organisasi.

Sumber Tulisan: Rangkuman dari berbagai sumber

Saturday 8 September 2018

Saturday, September 08, 2018 - No comments

MATERI SISTEM JARINGAN KOMPUTER (TEORI DASAR)

Mata Kuliah : Sistem Jaringan Komputer (Teori Dasar)
Kode Mata Kuliah : 02322203
Program Studi : D-III MIF Manajemen Informatika


1. KONSEP DASAR  JARINGAN KOMPUTER
    1.1.Sejarah perkembangan Jaringan komputer
    1.2.Pengertian jaringan secara umumdari berbagai macam versi

2. TIPE JARINGAN KOMPUTER
    2.1. Sistem terdistribusi
    2.2. Client server
    2.3. Peer to peer

3. JENIS-JENIS JARINGAN
    3.1. LAN,MAN,WAN,Internet

4. TOPOLOGI JARINGAN
    4.1. Desain original topologi bus, ring , star

5. PRINSIP KERJA TOPOLOGI
    5.1. Prinsip kerja topologi jaringan

6. METODE AKSES PADA MEDIA TRANSMISI
    6.1. CSMA/CD
    6.2. Token Ring
    6.3. TDMA
    6.4. Polling

7. TEKNIK PENYALURAN SINYAL
     7.1. BaseBand
     7.2. Broadband

8. PRINSIP PENYALURAN SINYAL
    8.1. Unicast, Broadcast, multicast

9. HARDWARE JARINGAN
    9.1.1  Lan Card, modem analog/ADSL ,router, bridge,switch-hub

10. ARSITEKTUR JARINGAN
      10.1. 10Base2, 10Base5, 10BaseT, 100 Base Tx, 10BaseF/Tx

11. PROTOCOL  JARINGAN
      11.1. OSI Layer
      11.2. TCP/IP Layer

12. IP ADDRESS
      12.1. IP v4/IP v6

13. PENGENALAN WIRELESS DAN PERANGKAT WIRELESS LAN
      13.1. Frekuensi Radio
      13.2. Acces point,wireless bridge,device client wireless,topologi wireless

14. ACCECORIS WIRELESS LAN
      14.1. Rf conector, Antena, Rf Amplifier, RF Attenuator.

Saturday, September 08, 2018 - No comments

MATERI TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM

Mata Kuliah : Testing dan Implementasi Sisitem

Kode Mata Kuliah : 02422211

Program Studi : S1 MIF - Manajemen Informatika



1.           PENGANTAR TESTING DAN KUALITAS
1.1.       Difinisi Testing
1.2.       Definisi Kualitas
1.3.       Hubungan Testing & Kualitas
1.4.       Faktor-Faktor Kualitas Secara Umum
1.5.       Pentingnya Kualitas Software bagi Organisasi
2.           DASAR-DASAR TESTING
2.1.    Obyektifitas Testing
2.2.    Misi Tim Testing
2.3.    Psikologi Testing
2.4.    Prinsip-Prinsip Testing
2.5.    Moto Testing

3.          DISAIN TEST CASE WHITE BOX TESTING
3.1.                 Difinisi Test Case
3.2.                 Pengantar White Box Testing
3.3.                 Cakupan Pernyataan, Cabang, & Jalur
3.4.                 Basis Path Testing
3.5.                 Cyclomatic Complexity
3.6.                 Graph Matrix
3.7.                 Control Structure Testing
3.8.                 Data Flow Testing
3.9.                 Loop Testing
3.10.             Line Of Code
3.11.             Halstead’s Metric
    
4.           DISAIN TEST CASE BLACK BOX TESTING
4.1.                 Pengantar Black Box Testing
4.2.                 Dekomposisi Kebutuhan untuk Testing Sistematis
4.3.                 Graph Based Testing
4.4.                 Equivalence Partitioning
4.5.                 Boundary Value Analysis
4.6.                 Cause Effect Graphing Techniques
4.7.                 State Transition Testing
4.8.                 Orthogonal Array Testing
4.9.                 Functional Analysis
4.10.             Use Cases

5.           DISAIN TEST CASE LAINNYA
5.1.                 Comparison Testing
5.2.                 Test Factor Analysis
5.3.                 Risk Based Testing
5.4.                 Syntax Testing
5.5.                 Cross Functional Testing
5.6.                 Operational Profiling
5.7.                 Table & Array Testing

6.           PENGANTAR STRATEGI TESTING DAN STRATEGI UNIT TESTING
6.1.                 Pendekatan StrategiTesting
6.2.                 Isu-Isu Strategi Testing
6.3.                 Unit Testing

7.           STRATEGI INTEGRATION & VALIDATION TESTING
7.1.                 Pengantar Integration Testing
7.2.                 Top Down Integration
7.3.                 Bottom Up Integration
7.4.                 Regression Testing
7.5.                 Smoke Testing
7.6.                 Dokumentasi
7.7.                 Integration Testing
7.8.                 Pengantar Validation Testing
7.9.                 Kriteria Validation Testing
7.10.             Review Konfigurasi
7.11.             Alpha dan Beta Testing

8.           UJIAN TENGAH SEMESTER

9.           PERENCANAAN TESTING
9.1.                 Obyektifitas Rencana Testing
9.2.                 Rencana Testing Berdasarkan Standar IEEE
9.3.                 Hal-Hal yang Berhubungan dengan Rencana Testing
9.4.                 Kerangka Rencana Tes Sederhana

10.       STRATEGI SYSTEM TESTING DAN DEBUGGING
10.1.             Pengantar System Testing
10.2.             Recovery Testing
10.3.             Security Testing
10.4.             Stress Testing
10.5.             Performance Testing
10.6.             Seni Debugging
10.7.             Pendekatan Debugging

11.       STRUKTUR DALAM PERENCAANAAN TESTING
11.1.             Obyektifitas Rencana Testing
11.2.             Rencana Testing Berdasarkan Standar IEEE
11.3.             Hal-Hal yang Berhubungan dengan Rencana Testing
11.4.             Kerangka Rencana Tes Sederhana

12.       ESTIMASI DALAM PERENCANAAN TESTING
12.1.             Testing Terstruktur vs Tidak Terstruktur
12.2.             Spesifikasi Tes Tingkat Tinggi vs Tingkat Detil
12.3.             Kecukupan Tes
12.4.             Sekuensialisasi Tes

13.       PROSES TESTING DAN STANDAR INTERNASIONAL
13.1.             Teknik Estimasi Usaha Tes
13.2.             Faktor-Faktor Estimasi
13.3.             Estimasi Usaha Tes
13.4.             Penjadwalan Usaha Tes

14.       SIKLUS HIDUP TESTING DAN SOFTWARE
14.1.              Difinisi Proses
14.2.              Difinisi ”Umbrella Frameworks”
14.3.              Pentingnya Standarisasi Proses
14.4.              Hubungan Antar Standarisasi Proses
14.5.              Metodologi Software & Testing

15.       KONSEP BARU SEKITAR TESTING
14.1               Aktifitas & Produk Testing
14.2               Integrasi Testing ke Dalam Siklus Hidup Software
14.3               Testing dengan Review
14.4               Testing Kebutuhan
14.5               Testing Disain Sistem
14.6               Otomatisasi Testing
16. UJIAN AKHIR SEMESTER


Materi ALL - download